Mempersiapkan Pendidikan Anak Usia Dini – Anak usia dini seperti akar yang kuat pada tanaman yaitu dapat mengokohkan bagian lainnya, karena akar berfungsi sebagai penyerap air dan nutrisi-nutrisi yang ada di dalam tanah untuk disalurkan ke bagian tanaman. Tanaman dengan akar yang kokoh berasal dari bibit yang unggul, tanah yang baik juga merupakan elemen yang penting sebab tanah berfungsi sebagai tempat persediaan udara bagi pernafasan akar tanaman, tempat persediaan unsur hara sebagai sumber nutrisi tanaman, begitu pula pada anak-anak segala yang diterimanya akan mempengaruhi prisonersamongus kepribadiannya.
Mempersiapkan pendidikan anak usia dini sebagai pondasi yang kokoh untuk membangun generasi sehat dan kuat di masa depan dimulai sejak memilih pasangan hidup seperti dua unsur penting pada tanaman yaitu bibit dan tanah.
Pasangan yang akan menjadi orang tua akan mendidik dan mengasuh seorang anak sehingga menjadi pribadi yang mulia. Psangan yang satu visi dan misi menentukan ke arah mana pendidikan akan dituju sehingga menjadi panduan, keterikatan anak dengan orang tua merupakan landasan yang kuat dalam menjelajahi dan menguasai lingkungan baru dan kehidupan sosial yang lebih luas dengan cara baik. Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama pada lingkungan anak yang akan mereka kenal dan menjadi kenangan pada masa kecil yang akan berpengaruh untuk kehidupan.
Selanjutnya, orang tua sebagai teladan yang akan dijadikan panutan oleh anak langkah terbaik adalah menjadi role model dengan selalu melakukan hal-hal positif untuk membentuk pribadi anak yang baik pula.
Anak adalah seorang peniru ulung setiap saat, mata anak selalu mengamati, telinganya menyimak, dan pikirannya mencerna apa pun yang orang tuanya lakukan, karena anak berada pada masa periode sensitif di mana anak mengembangkan kemampuan tertentu dengan sangat kuat sebab otak anak tersusun miliaran sel saraf atau neuron serta ratusan triliun sel pendukung atau sel glia yang akan membentuk pikiran, pengalaman, dan kepribadian anak. Saat anak mendapatkan tambahan informasi baru dari stimulasi yang dia dapat maka sel-sel saraf ini membentuk sambungan antara satu dengan yang lainnya untuk menyimpan informasi.
Selain memberikan teladan yang baik pendukung pendidikan anak usia dini lainnya adalah pengetahuan orang tua dalam mendidik anak, hal ini berpengaruh terhadap refleksi yang akan diterima anak misalnya ketika anak melakukan hal yang keliru orang tua menghukum dengan keras hal ini hanya akan membuat sel-sel syaraf terputus dan akan mengurangi kreativitas anak, bahkan dapat menyebabkan trauma.
Lalu membiarkan anak saat melakukan hal yang keliru dengan alasan masih anak-anak juga tidak dibenarkan sebab sifat-sifat baik harus dikenalkan sejak usia dini karena anak memiliki ingatan jangka panjang (long term memory) dalam hal ini penting sekali pengetahuan orang tua tentang bagaimana berkomunikasi dengan anak menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami.
Pengetahuan orang tua tentang karakteristik anak usia dini sehingga orang tua dapat memberikan stimulan yang tepat sesuai perkembangan usia anak, selanjutnya yaitu nutrisi yang diserap oleh tubuh berupa makanan dan minuman yang sehat dan baik sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, orang tua yang memiliki pengetahuan tentang hal ini akan selalu berusaha memberikan dan menyediakan makanan serta minuman yang baik bagi kesehatan anak-anak. Sebab, nutrisi sebagai perlindungan yang berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh anak, nutrisi yang baik sebagai pendukung perkembangan otak yang merupakan pusat kecerdasan, nutrisi yang baik sebagai pendukung pertumbuhan fisik yang optimal.
UNESCO menetapkan rentang usia 0-8 tahun pada jalur anak usia dini. Anak usia dini adalah generasi usia emas di mana fase ini tidak terulang dua kali, sehingga harus didukung pertumbuhan dan perkembangannya agar tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia.
Baca juga: Kiat Cegah Stres pada Anak saat Sekolah Online
Dalam mendukung anak untuk mandiri, bersosialisasi dan menyelesaikan masalah yaitu dengan upaya menyediakan lingkungan bermain yang aman dan nyaman. Melalui kegiatan bermain kemandirian anak secara tidak langsung akan tergambar dari bagaimana anak menggunakan alat atau media yang sudah disediakan baik saat bermain sendiri atau bermain bersama teman, sehingga secara tidak langsung melatih anak untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tidak mengenalkan gadget demi melindungi anak dari pengaruh radiasi yang dapat merusak mata, bahkan mengakibatkan candu yang membuat anak sampai tantrum merupakan hal yang seharusnya dilakukan oleh orang tua.
Setiap anak memiliki bakat kreatif. Kreativitas melalui kegiatan bermain dapat mengembangkan aspek fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosial-emosional. Pada permainan aktif seperti bermain bebas dan spontan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan eksperimen, mengenal dan mencoba hal-hal baru, pada permainan pasif seperti mendengarkan cerita, membacakan buku akan memperluas wawasan dan pengetahuan anak.